Kamis, Oktober 22, 2009

pendekar kelana

giriwoyo.blog. kompor gas gaya baru sudah berada dibawah pohon beringin, dan tabung gas 12,5 kg terhubung dengan kompor. siapkan air dalam ceret, dan siap direbus...sesaat kemudian mendidih. 3 gelas sudah siap, dan siap dituang kopi saset..currr...krucuk krucuk...air panas...nah...sueger...udara dingin di malam hari tidak terasa lagi. melainkan, terasa berganti nikmat nya kopi susu, dan suasana capek menjadi suasana ceria, gembira, canda dengan teman teman.

malam ke tiga
pengembaraan tradisional dengan nuansa modern, sang kelana berjalan tanpa tujuan jelas, dan sudah sampai di dusun glagahan, sejati, giriwoyo. gerobak jalan alias mobil pikap bak terbuka berisi lengkap peralatan minimal dalam pengembaraan. alat pancing, tenda, alat masak, alat makan, pakaian secukupnya, kocek juga secukupnya.
sesaat dalam perjalanan, dapat berhenti dan ngobrol, masak, makan bareng dengan teman teman. nikmatnya suasana alam sekitar, nikmatnya perjalanan pengembaraan. alam yang indah, alam ciptaan sang pencipta. arah perjalanan membawa rombongan menuju pada tempat yang jelas untuk dapat berlabuh sejenak. disana dapat berbuat baik untuk orang lain. pikiran semakin terfokus, hasil nyata ada untuk orang lain.
malam yang gelap, tiada cahaya listrik, maka penerang cukup dengan lampu kekuatan accu mobil. cukup diatur dengan bolam lampu yang memadai, sehingga tidak cepat menghabiskan energi accu. malam ke tiga ini, sudah cukup untuk berbagi pengalaman, berbagi kenangan, baik kenangan yang kurang menyenangkan maupun kenangan yang membahagiakan.

kembali sang kelana
apapun yang terjadi, dan apapun yang dikerjakan, akan kembali pada hakekat. seorang petani yang sudah bertekat mengembara, alhasil adalah kembali menjadi seorang petani. sang pendekar penegak kebenaran, kemanapun mereka pergi akan mendapatkan tugas untuk menegakkan kebenaran. masalah yang muncul disuatu tempat akan selesai, kembali mengembara dan kembali menemukan tantangan yang harus ditegakkan demi kebenaran. itulah realitas sang pengembara.
binatang akan kembali ke kandangnya, manusia akan kembali ke habitatnya. habitat manusia yang sudah terjadi, dan sudah menjadi kehidupannya, manusia tersebut akan terus kembali. sang pengembara akan berjalan dan berkelana kemanapun disuka. namun sang kelana akan kembali pada habitat yang sudah pernah dijalankan. hakikat manusia, akan kembali pada sang pencipta. ya kembali pada yang hakiki. semuanya adalah demi kemuliaan sang pencipta. pendekar kelana, kembali kepada sang pencinta pendekar kelana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar