Minggu, Desember 06, 2009

sangiran

Sangiran.blog. Sangiran adalah situs prasejarah yang mengandung fosil manusia, fosil binatang dan artefak. Sangiran juga merupakan laboratorium alam yang mampu menunjukkan lapisan tanah dengan interaksi kehidupan manusia dengan lingkungannya. Dengan demikinan situs Sangiran, menjadi “situs kunci” (key sites) oleh UNESCO. Sangiran sebagai situs kunci, karena Situs Sangiran mampu memberikan gambaran proses evolusi manusia, budaya dan lingkungannya selama 2 juta tahun tanpa terputus. Oleh karena itu, pada tahun 1996, Situs Sangiran ditetapkan sebagai warisan budaya duni yang tercatat dalam World Heritage List UNESCO nomor 593, dengan sebutan “Sangiran Early Man Site”.

Situs Sangiran merupakan kubah raksasa yang tererosi, sehingga menghasilkan ekungan besar di pusat kubah, dengan diwarnai oleh perbukitan bergelombang. Oleh karena itu, Situs sangiran menjadi sebagai salah satu situs evolusi manusia terkemuka di dunia. Apabila ditinjau dari aspek paleoantropologis, arkeologis, paleontologis, maupun geologis, Situs Sangiran menjadi situs manusia purba dari Kala Plestosen yang paling lengkap dan paling penting di Indonesia, dan bahkan situs situs di Asia.

Berdasarkan hasil penemuan alat serpih di desa Ngebung (1934) oleh G.H.R. von Koenigswald, Sangiran memberikan gambaran evolusi manusia selama 1 juta tahun, dengan diwakili evolusi Homo erectus. Selain evolusi fisik manusia, Sangiran memberikan gambaran evolusi budaya, evolusi binatang, evolusi lingkungan. Fosil manusia, binatang, dan alat-alat batu paleolitik dapat ditemukan dengan kondisi prima dari segi kualitas dan kuantitas.

Sangiran ditinjau dari segi bentang alam, situs sangiran adalah lapisan pasir vokanik, yang dahulu diendapkan melalui alur sungai, yang berasal dari gunung berapi. Lapisan volkanik ini terdapat di lapisan Pucung dan Brangkal dengan ketebalan 40 meter. Lapisan volkanik ini, berasal dari gunung Lawu purba yang berada di sebelah timur situs Sangiran. Fosil Homo erectus Sangiran, atau disebut Pithecanthropus erectus ditemukan dalam lapisan volkanik ini.

Bagian penting lain dari situs Sangiran adalah proses evolusi lingkungan purba yang telah berjalan 2 juta tahun tanpa terputus. Lapisan bawah adalah lapisan lempung biru dari Formasi Kalibeng dengan umur 2,4 juta tahun. Lapisan tersebut menunjukkan Sangiran pada saat di akhir Kala Pliosen yang masih berupa laut dalam. Lapisan berikut adalah lempung hitam Formasi Pucangan dengan umur 1,8 juta tahun yang lalu. Lapisan ini diperkirakan endapan letusan Gunung Lawu purba. Lahar mengubah lingkungan laut menjadi lingkungan darat, selanjutnya sangiran menjadi rawa.

Manusia purba yang hidup di lingkungan rawa Sangiran adalah Homo erectus kekar, seperti Pithecanthropus roburtus dan Meganthropus paleojavanicus. Umur kepurbakalaan fosil manusia ini adalah 1 juta tahun yang lalu, dengan pendukung alat-alat serpih, yang umumnya dari batu kalsedon.

Selanjutnya, berkisar 0,9 tahun yang lalu, sangiran terjadi erosi. Material erosi berupa pecahan gamping pisoid dan kerikil volkanik. Percanpuran meterial ini, menjadi lapisan yang keras setebal 1 sampai 4 meter yang disebut lapisan grenzbank, atau lapisan pembatas. Disebut sebagai lapisan pembatas karena menjadi tanda perubahan dari lingkungan rawa menjadi lingkungan darat secara permanen di Sangiran. Manusia yang hidup masa pembentukan grenzbank adalah Meganthropus paleojavanicus, dengan alat pendukung dibuat dari batuan kersikan seperti kalsedon yang berasal dari pegunungan Kendeng.

Aktifitas alam selanjutnya adalah letusan gunung di sekitar Sangiran yakni Gunung Lawu, Merapi, Merbabu purba. Aktifitas volkanik tersebut berlangsung selama 500.000 tahun yang lalu dan meninggalkan endapan pasil fluvo-volkanik setebal sekitar 40 meter. Aktifitas sungai purba yang luas dan lebar, masih tampak sampai sekarang, yaitu sungai cemoro, yang masih melintas di tengah situs Sangiran. Fosil manusia purba di sangiran sekitar 700.000 sampai 300.000 tahun yang lalu adalah Homo erectus tipik, yang dapat ditemukan di lapisan tanah Formasi Kabuh.

Endapan volkanik selanjutnya yang berkisar 250.000 hingga 70.000 tahun yang lalu adalah material batuan andesit berukuran kerikil hingga boulder. Lapisan selanjutnya setelah formasi Kabuh adalah formasi Notopuro dengan manusia purba yang memanfaatkan batuan andesit sebagai kapak penetak, kapak perimbas, kapak genggam, bola batu dan kapak pembelah.

Aktifitas alam di Sangiran adalah pelipatan morfologi secara umum, sehingga Sangiran menjadi kubah raksasa yang kemudia tererosi bagian puncak kubah dan menghasilkan cekungan besar seperti Sangiran sekarang ini.

fosil molusca, menunjukkan sangiran adalah lautan.

1 komentar: