Rabu, Januari 27, 2010

anak belajar

Pendidikan.Giriwoyo.blog. mengapa anakku jadi begini, mengapa murid itu, murid ini jadi begini, jadi begitu. Hal ini perlu refleksi bersama, baik orang tua, keluarga, guru dan orang-orang yang berada lingkungan anak tersebut.

§ Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki

§ Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi

§ Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah

§ Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri

§ Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri

§ Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian

§ Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri

§ Jika anak dibesarkan dengan tolerensi, ia belajar menahan diri

§ Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai

§ Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai

§ Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenagni diri

§ Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan

§ Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan

§ Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan

§ Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran

§ Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

§ Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan.

Senin, Januari 25, 2010

wayang wahyu


SMA Pangudi Luhur.Giriwoyo.blog.. Rekoleksi Guru Karyawan Katolik se kabupaten Wonogiri, diadakan di SMA Pangudi Luhur Giriwoyo, pada hari Minggu, tanggal 10 Januari 2010. Kegiatan ini diikuti 131 peserta, belum termasuk panitia dan tim wayang wahyu dari Pangudi luhur Surakarta. Rangkaian kegiatan tersebut diawali dengan kegiatan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Rm. Warnabinarja, SJ bersama Rm Yohanes Ngatmo Pr. Ekaristi ini diiringi alat musik jawa (gamelan) dibawah pimpinan bapak Al. Suroto. Kegiatan rekoleksi dilanjutkan dengan penyegaran dari Rm. Isidorus Warnabinarja SJ selaku direktur PSA, yang berpusat di Rumah Retret Panti Semedi Klaten. Sedangkan kesimpulan dari rangkaian kegiatan rekoleksi adalah pementasan wayang wahyu dengan lakon Yusup kang pinunjul, dengan dalang Ibu Lucia Siti Aminah Subanto bersama Rm. Yohanes Ngatmo Pr.

bijak

Disiplin diri adalah kekuatan yang menghubungkan antara tujuan hidup dan perjuangan mencapai tujuan. (Jim Rohn)

Doa bukanlah untuk meminta. Doa adalah kerinduan jiwa. (Mahatma Gandhi).

Kesombongan terbesar adalah ketika seseorang menyadari bahwa dirinya rendah hati (Airg, 2009)

Mempelajari apa yang belum dapat anda lakukan lebih penting daripada mengetahui apa yang anda perbuat. (Lucille Ball).

Minggu, Januari 17, 2010

anak suka sayur

kesehatan.giriwoyo.blog. AGAR ANAK SUKA SAYUR DAN BUAH. Kuncinya, menu Ibu pada masa kehamilan dan menyusui. Majalah Nyata, 11 desember 2009, hal 44. Seringkali kita mendengar para ibu kesulitan membuat anaknya menyukai sayuran dan buah. Hal itu tidak akan terjadi jika anak-anak sudah diperkenalkan sejak dini kepada sayuran dan buah.Sebuah penelitian dilakukan Julie A Mennella, PhD, seorang biopsychologu (studi biologi berdasarkan tingkah laku) di Philadephia AS menyebutkan, hal tersebut dipengaruhi perilaku makan ibunya ketika hamil

Kami mengetahui bahwa rasa dari makanan itu ditranmisikan kepada bayinya melalui ASI. Ketika ibu banyak makan sayur dan buah saat hamil dan menyusui, lidah bayi secara natural menyukai rasa dan makanan tersebut karena mereka sudah mengenal rasanya.’ Rasa makanan yang didapat dari pola makan ibu diteruskan melalui cairan amnion (air ketuban) dan air susu ibu. Jadi, anak-anak belajar menyukai rasa suatu makanan jika ibu mengkonsumsinya secara teratur. Oleh karena itu, jika kita ingin banyi menyukai sayur, buah atau makanan sehat lainnya, sebaiknya dimulai sejak bayi di dalam janin dan saat menyusui. Tak hanya itu, perhatikan jenis menu yang akan diberikan kali pertama kepada bayi anda. Apa yang sering dikonsumsi ibu selama hamil dan menyusui, itu pula yang sebaiknya diberikan kepada bayi.

Misalnya jika sejak hami mengkonsumsi sayuran rebus, maka saat diberikan kepada bayi juga dalam bentuk rebusan. Sejak lahir sebaiknya bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan, setelah itu baru diperkenalkan beberapa jenis makanan tambahan sebagai pendamping ASI (MPASI). Karena kualitas ASI yang semakin menurun, sementara kebutuhan nutrisi mereka bertambah. Memperkenalkan makanan pendamping ASI kepada bayi tidak sulit, tetapi membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. MPASI perlu diberikan sampai bayi berusia 1 tahun. Sebaiknya diberikan seara bertahap. Pada usia 6-7 bulan diperkenalkan karbohidrat dahulu, seperti bubur nasi. Usia 7-8 bulan diperkenalkan sayuran. Bulan selanjutnya diperkenalkan buah. Pada usia 9-10 bulan diperkenalkan dengan protein hewani. Selanjutnya diperkenalkan dengan protein nabati, tetapi harus berhati-hati dengan makanan yang potensial menjadi allergen. Baru usia 11-12 bulan diperkenalkan pada makanan orang dewasa. Urutannya harus seperti itu, jangan terbalik.

Terus menerus

Cara memberikan MPASI harus bertahap. Misal saat memperkenalkan sayuran. Minggu pertama bayi akan diperkenalkan dengan bayak. Selama 1 minggu penuh, mereka hanya diberi bayam, tanpa campuran sayuran atau lauk yang lain. Biarkan mereka kenal dengan rasanya. Selama 1 minggu itu harus kontiny diberikan satu jenis saja. Baru minggu berikutnya diberikan jenis yang lain. Studi yang dilakukan julie juga mendukungnya. Studi menyatakan bahwa bayi-bayi yang diberi sayuran yang sama selama lebih dari 1 minggu akan menghabiskan lebih banyak sayuran di hari-hari terakhir periode daripada di hari hari pertamanya. Artinya beri mereka waktu untuk mengenali rasa sayuran.

Bayi-bayi dilahirkan dengan ketidaksukaan natural terhadap rasa pahit atau getir yang seringkali ada disebagian besar sayuran. Bayi anda akan belajar menyukainya seiring dengan seringnya dia memakannya. Kuncinya anda harus sabar dan telaten sat melakukannya. Jangan hiraukan wajah mereka yang meringis saat anda memberikan sayuran untuk kali pertama. Hal itu tidak berarti mereka tidak akan menyukainya. Penelitian menunjukkan sebaiknya itu tidak menyerah menawarkan suatu makanan hanya karena anak meringis saat ia memakannya. Berdasarkan pengamatan, ekspresi wajah bayi tidak selalu mencerminkan keengganan mereka terhadap makanan tertentu.

Ketika kita memperkenalkan rasa makanan untuk kali pertama sebaiknya tidak menambahkan bumbu-bumbu yang lain. Termasuk jangan memberikan gula dan garam. Biarkan anak merasakan rasa asli dari makanan untuk pertama kali di lidangnya. Nanti jika dia sudah dewasa. Rasa itu seperti reminder. Dia akan mengingat rasa makanan yang pertama terasa di lidahnya. Jangan kuatir anak anak tidak akan mengenali rasagaram, gula, atau bumbu yang lainnya krena tidak dip0erkenalkan sejak diri. Mereka akan dengan mudah menyukainya. Yang sulit itu memperkenalkan makanan sehat yang rasanya tidak seenak makanan yang tidak sehat. Anak saya tidak pernah saya perkenalkan dengan garam dan gula, tetapi setelah besar, mereka tetap menyukainya.

Memperkenalkan satu per satu jenis makanan, juga akan memudahkan kita untuk melihat apakah anak alergi terhadap satu jenis makanan. Selain itu jika mereka tidak menyukai rasa dari salah satu jenis makanan, kita bisa mencarikan alternatif yang lain. Karena itu tidak benar jika memberikan bubur yang dicampur jadi satu dengan berbagai macam sayur dan lauk. Mereka tidak akan mengenali rasa masing-masing. Biarkan mereka mengenali rasa asli makanan saat mereka menyentuhkan lidah pertama kali di tiap jenis makanan. Hal itu akan terekam dalam memori mereka.

Hindari penyedap

Jika kita ingin anak-anak hanya mengkonsumsi kamanan yang sehat, maka sebaiknya kita hanya memperkenalkan makanan yang sehat. Jangan pernah memperkenalkan MSG atau makanan siap saji. Jika kita tidak ingin anak-anak menyukai makanan-makanan seperti itu. Kesempatan terbaik memperkenalkan makanan sehat adalah saaat anak anak belum sekolah. Saat anak-anak masih ada dipelukan kita itulah saat terbaik memperkenalkan makanan sehat. Karena kalau sudah sekolah, maka lingkungan akan sangat mempengaruhi mereka lebih daripada orang tua

Jika kita tidak pernah memperkenalkan MSG kepada anak-anak, maka mereka akan menolak makanan-makanan yang mengandung MSG saat mereka sudah sekolah. Karena mereka tidak mengenali rasanya. Saat saat memperkenalkan makanan pertama kali juga merupakan saat terbaik untuk menanamkan norma dan nalai nilai agama yang ingin kita berikan kepada anak anak, misal sikat gigi sesudah makan, baca doa sebelum makan. Tentunya dengan menggunakan bahasa yang mudah mereka pahami.

Masa masa mereka mempelajari makanan merupakan saat mereka belajar. Jika ditambah dengan pelajaran norma norma akan baik sekali, karena saat itu daya serap mereka begitu besar. Memberikan MPASI memang tidak bisa dipandang dengan sebelah mata karena masa ini merupakan masa anak anak untuk mulai belajar. Saat saait ini sebaiknya ditangi langsung oleh sang ibu. Boleh saja diserahkan pembantu atau babysister, tetapi tetap dalam pengawasan ibu. Bagaimanapun tugas itu adalah mendidik manusia. Setinggi apapun sekolah atau karis di kantor, tugas utama wanita adalah menjadi ibu.

gua song terus

Sejarah.Giriwoyo.blog. Belajar kehidupan dari sejarah di dalam gua Song Terus, Punung, Pacitan, Jawa Timur. Bukti-bukti tentang keberadaan Song Terus, yang pernah dipakai sebagai ajang kegiatan dan tempat hunian manusia masa lalu, telah dibuktikan melalui berbagai temuan hasil penggalian (ekskavasi) arkeologis secara sistematis sejak tahun 1994 sampai sekarang. Berbagai macam temuan yang dihasilkan sudah mencapai hitungan puluhan ribu sejak dalam penelitian dekade 5 tahun belakangan ini. Secara nyata, Song Terus telah memberikan andil yang sangat besar dalam peranannya sebagai salah satu sumber data sejarah pada masa lalu di Pacitan pada khususnya dan Pegunungan Sewu pada umumnya. Jejak-jejak tinggalan budaya berupa industri alat batu (litik), seperti: alat-alat masif dan serpih-bilah, alat-alat tulang, dan cangkang kerang (ada yang dipakai sebagai perhiasan: anting) serta berbagai macam temuan sisa fauna dan manusia yang terdapat di sini telah memberikan petunjuk dan mengisyaratkan adanya sebuah "Museum Hidup" gua hunian manusia masa lalu yang sarat akan tinggalan arkeologis.
Jejak budaya berupa alat-alat batu (litik) di Song Terus merupakan temuan yang paling melimpah disamping temuan sisa-sisa tulang hewan (fauna). Pada umumnya, alat-alat litik tersebut memperlihatkan dua perbedaan yang mencolok dipandang dari aspek geologis (stratigrafi), morfoteknologis, dan bahan baku (raw materials). Ciri-ciri temuan yang terdapat di lapisan bagian atas penggalian memperlihatkan corak budaya dari Mesolitik dengan industri alat serpih (dari bahan baku lebih segar) dan industri tulang, sedangkan di lapisan bagian bawah merupakan industri yang cenderung lebih masif (dengan ciri utama patinasi tebal dan teroksidasi) yang mencirikan budaya Palaeotilik. Dari hasil identifikasi (sementara) terhadap temuan industri litik di Song Terus, diketahui adanya beberapa tipe kategori kelompok alat, yaitu kelompok alat-alat masif yang bentuknya cenderung lebih besar daripada kelompok non-masif (serpih bilah). Jenis kelompok alat-alat masif tersebut antara lain: kapak penetak (chopping tools), kapak perimbas (choppers), batu pukul (hammers), dan serpih-serpih yang tergolong besar, sedangkan kelompok alat-alat non-masif diantaranya adalah serpih-serpih yang mempunyai ciri jejak-jejak pemakaian, antara lain: bilah (blades), serut samping (side scrapers), serut cekung (notched scrapers), serut ujung (end scrapers), lancipan (point), dan gurdi (borer).
Dalam kaitannya dengan eksploitasi sumber daya fauna di Song Terus, tampak jelas dengan dibuktikannya sejumlah temuan yang sangat melimpah dan padat pada setiap kotak penggalian. Sisa-sisa fauna tersebut berupa tulang-tulang yang masih utuh maupun fragmentaris, gigi-geligi, dan bagian tengkorak yang bercampur dengan peninggalan-peninggalan artefak dan ekofak lainnya. Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap temuan sisa-sisa fauna tersebut, diketahui terdapat empat kelas golongan "penghuni" vertebrata di Song Terus, yaitu jenis ikan (kelas Pisces), jenis fauna melata (kelas Reptilia), jenis unggas (kelas Aves), dan jenis hewan menyusui (kelas Mamalia). Di antaranya, yang sangat dominan adalah jenis monyet/ kera (Macaca sp), jenis kerbau, sapi, dan banteng (Bovidae) serta jenis kijang dan rusa (Cervidae).
Pemanfaatan sumber daya fauna di Song Terus tersebut ternyata tidak hanya dipakai sebagai bahan makanan (konsumtif) saja, namun dari beberapa data yang diperoleh memperlihatkan beberapa pecahan tulang yang dimanfaatkan sebagai alat, terutama jenis tulang panjang dan tulang betis, serta tanduk dari hewan Macaca sp, Hovidae, dan Cervidae. Alat-alat tersebut pada umumnya berbentuk sudip (spatula) lancipan dan jarum.
Eksploitasi sumber daya fauna di Song Terus ternyata tidak hanya terbatas pada fauna darat (terutama dari filum Vertebrata) saja, tetapi juga dari biota marin (laut). Sampai sejauh ini, jenis temuan cangkang kerang di Song Terus merupakan temuan yang cukup banyak setelah industri litik dan sisa-sisa fauna. Dari identifikasi sisa cangkang kerang tersebut menunjukkan bahwa ini berasal dari filum Moluska, yang terdiri dari kelas Gostropoda, Pelecypoda, dan Chepolopoda. Pada umumnya, jenis cangkang kerang dari famili Veneridoe merupakan temuan yang paling dominan dan banyak dimanfaatkan sebagai alat dengan bentuk serut (scrapeks). Keberadaan sisa-sisa fauna di dalam konteks budaya dan hunian di Song Terus jelas memperlihatkan keterikatan yang erat dengan manusia penghuni gua. Fauna tersebut kemungkinan diperoleh dari daerah sekitar melalui perburuan dan pencarian di sungai, telaga atau di daerah pantai.
Keberadaan tinggalan budaya di Song Terus sangat erat kaitannya dengan sisa-sisa manusia yang diperkirakan sebagai penghuni gua itu sendiri. Dari hasil penelitian yang dilakukan selama ini, tinggalan sisa-sisa manusia yang diketemukan di Song Terus sangat terbatas sekali, dan secara kuantitas sangat sedikit jumlahnya dibandingkan dengan temuan lainnya. Pada umumnya, temuan tersebut berwujud fragmen (pecahan) tengkorak, tulang-tulang jari, dan gigi-gigi lepas yang tersebar tidak merata pada setiap kotak ekskavasi. Namun, apabila hal itu dikaitkan dengan beberapa temuan sisa-sisa manusia dan ciri-ciri temuan yang sama dari situs gua-gua hunian lainnya di Jawa Timur, sistem hunian dan tata cara penguburan di dalam gua/ ceruk memperlihatkan corak budaya yang berkembang pada masa Mesolitik, seperti halnya di Song Keplek, Gua Lawa (Sampung), dan Song Gentong (Tulungagung).
Dari hasil analisis beberapa sampel arang, tanah (sedimen), dan batuan di dalam konteks budaya di Song Terus, berhasil diketahui sejarah hunian yang cukup unik yang mencapai kurun waktu yang sangat panjang. Dari hasil penanggalan, diketahui bahwa situs ini minimal mempunyai dua ciri hunian yang berbeda ditinjau dari segi krono-budaya. Di bagian atas merupakan ciri budaya Mesolitik dengan materi utama industri litik dan tulang yang berlangsung antara 5.770 - 8.340 BP, sedangkan di bagian bawah merupakan industri yang cenderung lebih masif dan bercirikan budaya Palaeolitik yang berlangsung antara 56.000 - 160.000 BP. Penanggalan tersebut sangat menarik karena ternyata lapisan budaya yang berkembang jauh lebih awal itu berakar pada masa Plestosen. Hal ini membuktikan bahwa Song Terus merupakan situs hunian yang mempunyai "cultural sequence" yang panjang. Di bagian atas yang merupakan ciri lapisan Mesolitik mempunyai umur yang sama dengan situs Song Keplek, dan di bagian bawah yang bercirikan lapisan budaya Palaeolitik diperkirakan sudah ada dari kala Plestosen Atas.